LanGkah Penelusuran

kami mendukung/We're Support/ونحن نؤيد / 私たちがサポート

Going Zero. For Carbon   Neutrality.

Tentang Jenazah

Penyelenggaraan Jenazah
Skema :


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs724.snc4/64482_1286303177966_1841762705_565667_1433561_n.jpg

















Hendaklah kita memperbanyak mengingat kematian dan bertaubat dari segala kesalahan agar lebih giat beramal kebaikan dan menjauhi larangan Allah SWT. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 185 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya:“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang yang sakit parah:
1. hendaklah dihadapkan kiblat (jikalau memungkinkan)
2. hendaklah diajarkan kalimat tauhid atau asma Allah saja
3. hendaklah dibacakan surat Yaa Siin

I. Mengenai Jenazah dan Orang Yang Akhir Ucapannya. "Laa Ilaaha Illallah"

Ditanyakan kepada Wahab bin Munabbih, "Bukankah laa ilaaha illallah itu merupakan kunci surga?" Wahab menjawab, "Benar, tetapi tidak dinamakan kunci kalau tidak mempunyai gigi. Jadi, jika kamu datang dengan membawa kunci bergigi tentu kamu akan dibukakan, dan jika tidak demikian, pasti tidak dibukakan untukmu."[1]

629. Abdullah (bin Mas'ud) berkata, "Rasulullah bersabda (dengan suatu kalimat, sedang aku berkata lain. Nabi bersabda), 'Barangsiapa yang meninggal dunia sedangkan dia menyekutukan Allah dengan sesuatu (dalam suatu riwayat: Barangsiapa meninggal dunia sedangkan dia menyeru sekutu selain Allah), maka dia masuk neraka. Barangsiapa yang meninggal dunia sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (dalam riwayat lain: Barangsiapa yang meninggal dunia sedangkan dia tidak menyeru kepada sekutu selain Allah), maka ia masuk surga."

II.Perintah Mengantarkan Jenazah

630. Al-Bara' berkata, "Nabi menyuruh kami dengan tujuh hal dan melarang kami dari tujuh hal. Beliau menyuruh kami mengiringkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang dianiaya (dalam satu riwayat: membantu orang yang lemah dan menolong orang yang teraniaya, tanpa menyebut memenuhi undangan 7/128), melaksanakan sumpah, menjawab (dalam satu riwayat: menyebarkan 6/143) salam, dan mendoakan orang yang bersin. Beliau melarang kami dari tujuh hal yaitu bejana perak, cincin emas, sutra murni, katun campur sutra, dan sutra tebal (dan dalam satu riwayat: sutera tipis 7/124), (dan menaiki pelana sutra di atas keledai 7/48)."

631. Abu Hurairah r.a. berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya itu ada lima perkara. Yaitu, menjawab salam, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah, mengabulkan undangan, dan mendoakan orang yang bersin."

III. Keutamaan Orang yang Kematian Anaknya Lalu Ia Bersabar dan Ridha. Allah Berfirman, "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

638. Anas bin Malik r.a. berkata, "Nabi bersabda, 'Tidak ada seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga orang anak nya yang belum balig kecuali Allah akan memasukkannya ke surga karena anugerah rahmat Nya kepada mereka.'"

639. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, 'Tiada seorang pun dari orang muslim yang ditinggal mati oleh tiga anaknya (yang belum balig)[8] lalu ia masuk ke dalam neraka, kecuali hanya sekadar waktu yang lamanya seperti membebaskan diri dari sumpah." Abu Abdillah mengatakan dengan mengutip firman Allah, "Tiada seorang pun dari kamu melainkan akan mendatangi neraka itu."

IV. Memandikan Mayit dan Mewudhuinya dengan Air Bercampur Sidr

Abdullah bin Umar r.a. memberikan wangi-wangian sewaktu memandikan anak Said bin Zaid yang meninggal dunia. Ia membawa anak itu, menshalati, dan Abdullah bin Umar tidak berwudhu lagi.[9]

Abdullah bin Abbas berkata, "Orang Islam itu tidak najis, baik masih hidup maupun setelah meninggal dunia."[10]

Sa'ad (bin Abi Waqqash) berkata, "Kalau mayat itu najis, niscaya aku tidak akan menyentuhnya."[11]

Nabi bersabda, "Orang mukmin itu tidak najis."[12]

(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ummu Athiyah yang akan disebutkan sesudah ini.")

V. : Disunnahkan Memandikan dengan Hitungan Ganjil dan Mendahulukan Anggota-anggota Yang Kanan

640. Ummu Athiyah r.a. (seorang wanita Anshar yang turut berbai'at, yang datang ke Bashrah untuk mencari anak nya, tetapi tidak menemukannya 2/74) berkata, "Rasulullah masuk kepada kami ketika kami sedang memandikan putri beliau seraya bersabda, 'Mandikanlah dengan siraman yang ganjil, yaitu tiga kali, lima kali (tujuh kali), atau lebih banyak dari itu-jika kamu memandang perlu-dengan menggunakan air dan daun bidara. Berilah kapur barus di akhir kalinya.' Beliau bersabda kepada kami ketika kami hendak memandikannya, 'Mulailah dengan anggota badan bagian kanan dan anggota-anggota wudhunya. Jika telah selesai, maka beritahukanlah aku.' Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu beliau. Lalu, beliau memberikan sarung beliau kepada kami seraya bersabda, 'Pakaikanlah (sarung ini) kepada nya.' (Dan beliau tidak menambah dari itu, dan aku tidak mengetahui putri beliau yang mana dia itu). Kami sisir dia (dan dalam satu riwayat: lalu kami ikat rambutnya) tiga ikatan. (Dan dalam satu riwayat: Ummu Athiyah berkata, 'Mereka uraikan rambutnya, kemudian mereka mandikan, lalu mereka ikat menjadi tiga.) (Sufyan berkata, 'Pada dua ubun-ubunnya dan dua tanduknya.' 2/75). Lalu, kami letakkan rambutnya ke belakang." (Dan Ayyub memperkirakan agar memakaikan pakaian beliau kepadanya. Begitulah Ibnu Sirin memerintahkan agar mayat wanita dikenakan padanya pakaian dan tidak dipakaikan sarung padanya).
(Aku berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ummu Athiyah di atas.")
______
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Widgets Draft

Support Tujuan Wisata Indonesia (Kali Kuning,Yogyakarta) yuuuk...